Wajib Tahu! Cara Menghitung PBB dan Tarif Terbarunya
Semua orang pasti paham kalau bayar pajak itu adalah kewajiban setiap warga negara. Kewajiban ini juga berlaku saat Teman Summarecon beli atau nyewa rumah, namanya PBB, yang bakal ditagih setiap setahun sekali. Agar bisa forecasting tagihannya, belajar soal cara menghitung PBB itu wajib hukumnya.
Belum tahu bagaimana cara menghitung PBB, nggak perlu khawatir, karena semuanya bisa dipelajari di sini. Kita bakal belajar soal definisi, dasar hukum, rumus, hingga cara hitung PBB. Ada juga tips tambahan tentang pajak yang bakal bikin Teman Summarecon semakin paham!
Apa Itu PBB?
Beberapa dari Teman Summarecon mungkin udah punya gambaran soal kewajiban ini dari singkatannya aja, yaitu Pajak Bumi dan Bangunan. Singkatnya, pajak ini adalah pendapatan negara yang dibebankan pada individu atau perusahaan yang punya hak atau mendapatkan manfaat dari bumi dan/atau bangunan.
Dasar hukumnya adalah UU No. 12 Tahun 1985, yang telah diubah dengan UU No. 12 Tahun 1994.[1] Menurut aturan UU tersebut, seenggaknya ada dua jenis subjek yang perlu bayar pajak. Teman Summarecon bakal mengenalnya dengan istilah PBB-P3 dan PBB-P2. Jadi, jangan bingung kalau nemu istilah tersebut, ya!
PBB-P3 berlaku buat individu atau perusahaan yang punya kebun, hutan, atau tambang. Kalau yang nggak termasuk ke dalam tiga sektor tersebut, maka Teman Summarecon akan dianggap sebagai PBB-P2. Buat rumah, Teman Summarecon harus bayar PBB-P2.
Dulu, cara bayar PBB biasanya melalui kelurahan atau datang langsung ke bank. Tapi kini, zaman sudah semakin canggih. Jadi, Teman Summarecon bisa membayarnya secara online kapan aja dan di mana aja tanpa harus ribet.
Berapa Tarif PBB?
Setelah paham definisi dan dasar hukumnya, Teman Summarecon juga perlu tahu berapa tarif Pajak Bumi dan Bangunan terbaru. Menurut UU No. 1 Tahun 2022, tarif PBB-P2 adalah 0,5%.[2] Ada yang tarifnya lebih rendah, seperti 0,05% atau 0,3%, tapi khusus buat rumah hunian nilainya tetap 0,5%.
Gimana Cara Ngitung PBB?
Pastinya, banyak dari Teman Summarecon yang merasa bingung nominal PBB berdasarkan apa dan 0,5% dari mana. Ternyata, nilainya berdasarkan pada Nilai Jual Objek Pajak (NJOP), Nilai Jual Kena Pajak (NJKP), dan Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak (NJOPTKP).
Karena itu, buat tahu nilai pajak yang harus Teman Summarecon bayar, ada beberapa langkah perhitungan terlebih dulu.
Begini cara hitung PBB-P2 dan PBB-P3 yang bisa Teman Summarecon pelajari hari ini!
- NJOP dan NJOPTKP
Langkah ini adalah langkah perhitungan yang paling mudah karena Teman Summarecon cuma perlu tau harga jual tanah dan/atau bagunannya. Contohnya, Teman Summarecon beli rumah dengan harga Rp2 miliar. Artinya, NJOP rumahmu adalah Rp2 miliar juga.Selain NJOP, jangan lupakan NJOPTKP. Tapi, perlu Teman Summarecon ingat kalau nilainya bisa berbeda untuk tiap daerah. Karena itu, cek dulu berapa NJOPTKP di daerah Teman Summarecon. Sebagai contoh, NJOPTKP di Tangerang adalah Rp10 juta. Jadi, khusus tanah dan/atau bangunan yang nilainya di bawah Rp10 juta, tarif PBB-nya 0%. Inilah alasan kenapa tagihan PBB 0 rupiah.
Sebagai contoh, NJOPTKP di Tangerang adalah Rp10 juta. Jadi, khusus tanah dan/atau bangunan yang nilainya di bawah Rp10 juta, tarif PBB-nya 0%. Inilah alasan kenapa tagihan PBB 0 rupiah. - NJKP
Jika NJOP sudah ada, kini saatnya Teman Summarecon nyari NJKP. Menurut Keputusan Menteri Keuangan No.201/KMK.04/2000, persentase NJKP adalah:- PBB-P3: 40% dari NJOP
- PBB-P2:
- 40% dari NJOP jika nilainya di atas Rp1 miliar
- 20% dari NJOP jika nilainya di bawah Rp1 miliar
- PBB
Ketika NJKP sudah Teman Summarecon dapatkan, perhitungan PBB jadi lebih mudah. Hal ini karena rumus PBB adalah 0,5% x NJKP. Jika merujuk contoh perhitungan PBB rumah di atas dengan NJOP Rp2 miliar dan NJKP Rp800 juta, maka maka nilai PBB-nya adalah:
PBB = 0,5% x NJKP
= 0,5% x 800 juta
= 4 juta
Jadi, kalau rumah yang Teman Summarecon beli bernilai Rp2 miliar dengan NJKP senilai Rp800 juta, maka Teman Summarecon perlu bayar PBB dengan nilai sekitar Rp4 jutaan.
Ada beberapa tips esensial mengenai PBB yang perlu Teman Summarecon perhatikan, seperti:
- Cek Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) secara berkala karena nilainya bisa naik atau turun di setiap tahun.
- Simpan bukti pembayaran PBB jika sewaktu-waktu Teman Summarecon membutuhkannya. Pasalnya, ini adalah bukti bahwa Teman Summarecon sudah taat pajak.
- Jangan sampai telat bayar karena Teman Summarecon bisa kena denda. Dendanya adalah 2% per bulan. Jadi, kalau Teman Summarecon skip bayar PBB selama setahun, kira-kira dendanya sekitar 2% x 12 bulan. Bila nilai pajaknya Rp4 juta, berarti dendanya sekitar Rp960.000 per tahun.
Setelah tau cara menghitung PBB, Teman Summarecon udah siap dong buat punya rumah sendiri? Jika iya, nggak usah ragu buat menghubungi Summarecon Tangerang via WhatsApp. Pasalnya Teman Summarecon bisa dapat rumah nyaman dengan harga terjangkau di sini! Jadi, nilai PBB rumahnya nggak akan terlalu tinggi!